Saturday 18 June 2011

Cetak Sawah 1 Juta Hektar

Hamparan sawah

Menjelang musim kampanye pemilu tahun 2014 (seperti sebelumnya), sangat mungkin akan diwacanakan kembali untuk pencetakan sawah seluas 1 juta hektar. Tentu di benak kita akan muncul pertanyaan ; apa/what, siapa/who,  dimana/where, mengapa/why, kapan/when dan bagaimana/how. Pada saat kampanye tersebut, para pewacana (pelku kampanye) akan menjawab secara copypaste yang dibumbui  bahasa politis yang menguntungkan kedudukan (+ partai politik)nya sebagai calon pemimpin/legislator (sebagai pemenang pemilu).
Untuk kita sebagai pemilih akan menyetujui/menolak jawaban tersebut, juga dipengaruhi oleh pandangan (like or dislike) kita terhadap sang pewacana (& partai politik nya), meskipun jawaban yang satu dengan yang lain pada dasarnya adalah sama. Maka sebagai pemilih, tentu ada baiknya mengetahui wacana cetak sawah seluas 1 juta hekta tersebut, apakah layak atau tidak, untuk itu cobalah simak uraian berikut.
1.        Maksud dan Tujuan
Sawah adalah lahan persawahan (basah) yang dicetak untuk tanaman padi, dengan pemberian air (irigasi) teknis. Untuk  luasan 1 juta hektar (ukuran persegi 100 Km x 100 Km)
Ide/wacana ini sering muncul saat kampanye tetapi dilupakan lagi setelah pesta berakhir. Padahal kondisi areal sawah di Pulau Jawa terus berkurang seluas 110.000 Ha/tahun, tertelan oleh pesatnya perkembangan kota, jalan tol, real estate dan industri (menurut data  Rektor IPB Anton Mattjik saat seminar dan lokakarya dalam rangka penyempurnaan naskah akademik sebagai kelengkapan materi penyusunan Rancangan Undang-Undang Lahan Pertanian Abadi, periode 1992 s/4 2002).
2.        Stokeholder
Kegiatan untuk pencetakan sawah seluas 1 juta hektar, tentunya hanya dapat dilakukan oleh Negara/Pemerintah (Kementerian PU Dirjen SDA) dan akan menyerap jutaan tenaga kerja dalam berbagai sektor.
Karena pembiayaan proyek ini akan menyerap dana anggaran yang cukup besar, maka perlu dibentuk 1 badan pengelola (semacam badan otorita)
3.        Lokasi Pekerjaan
Untuk wilayah Indonesia, areal sawah 1 juta hektar, hanya mungkin di realisasikan di Pulau Kalimantan dan Pulau Papua untuk irigasi teknis.
Lokasi di Pulau Kalimantan (4 Lokasi)
·Pulau Kalimantan : untuk sementara di pulau terdeteksi 4 lokasi, masing-masing Kalimantan Tengah 2 lokasi, Kalimantan Barat 1 Lokasi dan Kalimantan Timur 1 lokasi.
Untuk pencetakan sawah di Pulalu Kalimantan pernah dilakukan dengan irigasi rawa, disebabkan kajian yang belum sempurna, maka realisasi “proyek lahan gambut 1 juta hektar” realisasi fungsionalnya jauh di bawah rencana potensial. Oleh karena itu ada baiknya rencana cetak sawah 1 juta hektar ini digeser lebih ke hulu. Keahlian kita (baik pengelola irigasi maupun petani) dalam mengelola irigasi teknis  (sungai) masih lebih panjang dibanding pengelolaan irigasi rawa/pasang surut
Lokasi di Papua Utara (S. Membrano yang dahsyat)

· Pulau Papua : untuk sementara di pulau terdeteksi 2 lokasi, masing-masing Papua Utara, yang sangat mungkin direalisasikan dengan memanfaatkan kedahsayatan Sungai Membrano, dan sangat cocok untuk adanya bendungan untuk menyimpan cadangan air dan untuk membangkit energy listrik
Lokasi di Papua Selatan

         Sedangkan bagian selatan Pulau Papua terdapat areal yang lebih luas, namun perlu dikaji tentang ketersediaan  sumber daya air

4.        Sasaran
·Perekonomian Nasional : Sawah tersebut untuk 1x musim tanam (panen) berproduksi : 4  juta ton gabah kering giling (gkg) atau ; 2.4   juta ton beras, 0.3  juta ton dedak dan 1.3  juta ton sekam. Untuk 1 tahun (2 musim tanam) beras akan memasok pangan untuk untuk 32  juta jiwa/ tahun (± 10 % populasi  Indonesia) dan nilai perputaran ekonomi sebesar Rp. 28,8 trilliun (± 2,5 % APBN tahun anggaran 2011). Nilai perputaran ekonomi akan terus bertambah seiring dengan perkembangan (akibat efek domino) sektor peternakan, perikanan, perbankan, perkapalan, perdangangan, pendidikan dan sektor-sektor lain yang ikut terlibat dalam menunjang pengembangan sektor pertanian tersebut.
·Ketersediaan pangan : Di Indonesia luasan sawah beririgasi teknis exsisting seluas 7,60 juta Ha untuk 1 tahun dapat memproduksi beras (pangan) sebesar 36,5 juta ton. Pada tahun 2035 diperkirakan pupulasi Indonesia menjadi 293.37 juta jiwa, dibutuhkan ketersediaan pangan sebesar 44 juta ton, akan defisit sebesar 8,5  juta ton
·Ketersediaan lapangan kerja : Idealnya 1 kk petani dapat mengelola 2 Ha sawah, maka areal persawahan ini akan menyediakan lapangan kerja untuk 500.000 Kk petani atau diandaikan 1 Kk berjumlah 4 orang (keluarga berencana nih ye...) dan ditambah keterlibatan pekerja sektor peternakan, perikanan, perbankan, perkapalan, perdangangan, pendidikan dan sektor-sektor lain, maka lahan pertanian ini akan akan menyediakan lapangan kerja yang menghidupi 2-3 juta jiwa (± 18 -25  % populasi DKI Jakarta)
·Kesejahteraan petani : Sawah (basah) untuk tanaman padi, untuk 1x musim tanam dengan pemberian air (irigasi) yang baik berproduksi ± 4 Ton gkg/Ha (di Pulau Jawa umumnya  5 - 8), setara dengan 2,4 Ton Beras jika dirupiahkan sebesar Rp 15 juta. sedangkan modal kerja (bibit, pupuk dan upah kerja) per panen diperkirakan 3-4 juta rupiah. Dengan margin keuntungan +/- 11 juta/panen/ha, maka untuk 2 x musim panen (1 tahun) dan mengelola 2 Ha sawah, akan meraih keuntungan Rp. 44 juta atau Rp. 3.5 jt/bulan. ini jelas lebih besar dari penghasilan seorang pegawai negeri fungsional golongan 3a di Jakarta. Keuntungan lain akan mendapat lapangan kerja, sekam (untuk bahan bakar) dan dedak (untuk makanan ternak) serta dapat pula digabung dengan tambak ikan. untuk itu marilah kita beramai-ramai menjadi petani.......
5.        Waktu Pelaksanaan
Dengan defisit pangan sebesar 8.5  juta ton, maka wacana cetak sawah 1 juta hektan memang sangat urgen/segera untuk direalisasikan, untuk mencukupi pasokan ketersediaan pangan Nasional. Maka dengan sasaran ketersediaan Nasional pangan pada tahun 2035, dengan diperkirakan pelaksanaan pekerjaan mencapai 10 tahun anggaran, maka untuk studi kelayakan dan perencanaan/desain awal harusnya dapat direalilasikan pada tahun anggaran mendatang.
6.        Kajian Kelayakan
·Infrastruktur irigasi : Untuk  luasan 1 juta hektar (ukuran persegi 100 Km x 100 Km), akan membutuhkan suplai air irigasi ± 2.000,- M³/detik, tentu ini harus disuplai oleh beberapa sungai, bendung dan bendungan/waduk/danau. Pembiayaan yang dibutuhkan (diluar pembebasan lahan)
·Petani pengelola : Untuk petani pengelola sawah yang umumnya didatangkan dari Pulau Jawa/Bali akan memerlukan biaya pemukiman, sedang masyarakat setempat diperlukan biaya resettlement. Masyarakat setempat sejak awal harus dilibatkan  baik secara langsung kegiatan maupun melalui pembinaan menjadi petani, ini akan mengurangi kecemburuan pada saat daerah irigasi sudah berhasil mensejahterakan pengelolanya
Untuk pembiayaan pekerjaan secara kasar dapat dikalkulasi sebagai berikut ;

Sedangan nilai kelayakan ekonomi dikalkulasi nilai benefitnya masih dari penjualan besras saja (padahal masih banyakyang belum dimasukkan ; seperti  dedak, sekam, peternakan, perikanan, industri pupuk, penyediaan lapangan kerja, biaya kesejahteraan dan lain-lain), adalah sebagai berikut ;
Maka disimpulkan dengan menggunakan pinjaman SIBOR atau Libor yang bunga berkisar antara 3 % sampai dengan 5 % proyek cukup layak untuk direalisasikan.

       Kajian Alexander Halomoan
       Email : halomoanalex@gmail.com